Kamis, 13 November 2014

Makna Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa, memang pada tanggal 28 Bulan oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan dengan penuh semangat perjuangan, hingga dari itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Bulan oktober selaku hari lahirnya bangsa Indonesia, prosedur kelahiran Bangsa Indonesia ini adalah buah dari perjuangan rakyat yang selagi ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis saat itu, kondisi ketertindasan ini-lah yang terus mendorong para pemuda saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan juga martabat hidup manusia Indonesia asli, tekad ini-lah yang men-jadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun terus yaitu kepada 17 Bulan agustus 1945.
Bersesuaian namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka terus menjadikannya selaku dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak terus berjuang sendiri, melainkan bersama-sama.
Perlu kita ketahui bersama, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak perihal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak hendak bisa membikin Indonesia merdeka kalau berjuang di kelompok sendiri.
Dalam upaya mempersatu wadah organisasi pemuda dalam satu wadah sudah diawali mulai Kongres Pemuda Kesatu pada tahun 1926. Oleh disebabkan tersebut, tanggal 20 Bulan februari 1927 sudah diadakan pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang babak final.
Lalu pada tiga Bulan mei tahun 1928 diadakan pertemuan lagi, dan juga dilanjutkan pada tanggal 12 Bulan agustus 1928. Di pertemuan terakhir ini dihadiri seluruh organisasi pemuda dan juga diputuskan untuk mengadakan Kongres kepada bulan oktober 1928, dengan susunan panitia dengan tiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda.
Sumpah pemuda merupakan salah satu tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ikrar dan janji yang diucapkan kaum muda dan mudi Indonesia dalam Kongres Pemuda Kedua tersebut menjadi salah satu landasan awal untuk memperjuangkan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Kongres Pemuda Kedua dilangsungkan selama dua hari, yaitu tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia atau Jakarta. Di hari kedua, diucapkanlah janji oleh para pemuda dan pemudi peserta kongres untuk menyatakan bahwa ”tanah air”, ”bangsa”, dan ”bahasa” mereka adalah satu, yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.
Para peserta Kongres Pemuda Kedua ini adalah para perwakilan dari organisasi-organisasi pemuda yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond (JIB), Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemoeda Kaoem Betawi, Indonesische Studieclub, dan lain-lain.
Adapun sejumlah tokoh pergerakan pemuda yang turut terlibat saat itu antara lain: Soegondo Djojopoespito, Mohammad Yamin, Amir Sjarifuddin, R. Katja Soengkana, Johanes Leimena, Rochjani Soe’oed, Ramelan, Sarbini, Arnold Manonutu, Bahder Djohan, Siti Sundari, Djuanda, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, Wilopo, WR Soepratman, dan masih banyak lagi.
Berikut ini Kalimat Teks Sumpah Pemuda Asli 28 Oktober 1928:

SOEMPAH PEMOEDA
Satoe: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Doea: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Tiga: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928


Masalah di Kalangan Pemuda

Masa depan bangsa Indonesia terancam suram akibat rendahnya rasa nasionalisme di kalangan pemuda. Kian tahun, momentum peringatan Sumpah Pemuda yang menjadi awal lahirnya nasionalisme dikalangan pemuda semakin diabaikan. Hanya sedikit kaum muda yang peduli , bahkan itu pun lebih bersifat ceremonial saja. Rasa kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme telah tergusur oleh budaya hura-hura yang menyesatkan.. Pemuda seharusnya menjadi pelopor dalam membangun semangat perjuangan, tetapi justru kenyataannya kini justru jatuh ke jurang materialisme yang tak terkontrol.
Saat ini anak muda sudah tidak peduli lagi dengan nilai sumpah pemuda.Serta banyak pemuda Indonesia yang perlahan-lahan mulai meninggalkan kebudayaan Indonesia.Sangat sedikit kalangan pemuda yang menaruh perhatian pada masalah bangsa, karena mereka lebih tertarik pada kehidupan hedonis ( kesenangan ).Kita bisa melihat banyak pemuda yang tidak perduli dengan kondisi keterpurukan yang melanda bangsa ini. Seiring dengan zaman dan budaya – budaya asing yang kian merajalela di Indonesia. Jiwa dan rasa Nasionalisme yang tertanam dalam diri bangsa Indonesia semakin luntur .Masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan produk luar negeri . Mereka kurang menghargai produk dalam negeri , mereka merasa kalau memakai produk dalam negeri akan terlihat kuno , jadul , dan kurang berkualitas . Padahal produk – produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan luar . Ini adalah hal yang sangat simple , tapi kalau di biarkan terus menerus akan fatal akibatnya. Indonesia akan k hilangan jati dirinya . Jiwa Nasionalisme yang membara yang telah di torehkan dan di buktikan lewat tinta sejarah pada waktu perjuangan merebut kemerdekaan akan terbuang sia-sia , tetesan demi tetesan darah dari para pahlawan akan terbuang sia- sia.
Bahkan dengan mudah kita membiarkan kebudayaan bangsa kita diambil oleh bangsa lain, kalangan pemuda semestinya sadar, masa depan negara ini tergantung pada kita, apa jadinya negara ini jika kita tak peduli,

Dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah, para pemuda pada zaman kolonialisme bersusah payah dengan mempertaruhkan nyawa. Mereka rela berkorban apa saja demi membebaskan negeri ini dari kekuasaan penjajah. Hal ini dilakukan oleh mereka dengan penuh rasa nasionalisme dan patriotisme tinggi yang mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda kian memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme dan patriotisme para pemuda, diantaranya
-   Pada saat upacara bendera, masih banyak pemuda yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad;
-     Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka;
-     Lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri; dan lain-lain.
Rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda pada saat ini hanya muncul bila ada suatu factor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa nasionalisme para pemuda pun kembali berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut.



0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More