This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 28 Mei 2018

Tugas Bahasa Inggris Bisnis 2 (Softskill)

Exercise 21 - 30

Exercise 21 No 4
If i had seen the movie, I____(tell) you about it last night.
 If i had seen the movie, I would have told you about it last night.
It's about conditional sentence
the if clause using simple past tense. main clause should be followed by verb in simple past tense is "would", unreal conditions
Exercise 22 No 3
When i was young, I used to____(swim) everyday
When i was young. I used to swim every day.
It's about used to.
Because the sentence is past time habbit
Exercise 23 No 1
We would rather_____(stay) home tonight
We would rather stay home tonight.
It's about would rather
Adverb "tonight" indicate that it should be followed by verb in simple form after the word "would rather" is "stay" because it's present
Exercise 24 No 10
Alexis failed the exam. He____(study;negative) enough
Alexis failed the exam. He must not have studied enough.
It's about Must/Should + perfective
After the subject is "he" should be followed by "must not have studied"
Exercise 25 No 1
If i had a bicycle, (I would/I will) ride it everyday
If i had a bicycle, i would ride it every day.
It's about Modals+perfective
Because the if clause followed by past perfect is "had" and the main clause should be followed by "i would"
Ecercise 26 No 2
This is an (intense/intensely) novel
That is an intense novel
Its about adjectives and adverbs
Because the sentence is "an" and the noun is "novel" indicate that is should be followed by "intense" not "intensely"
Exercise 27 No 2
The pianist plays very (good/well)
The pianist plays very well.
Its about linking copulative verbs
After the word "plays very" should be followed by the word "well" not "good"
Exercise 28 No 8
Nobody is______(happy) than Maria Elena
Nobody is happier than Maria Elena.
Its about comparisons.
Because the sentence can be followed by adjectives.
Exercise 29 No 5
No animal is so big_____King Kong
No animal is so big as king kong
Its about comparisons.
Because the word "so" indicate if its equal comparison. it should be followed by the word "as" after adjectives
Exercise 30 No 3
Pat's car is (faster/fastest) than Dan's
Pat's car is faster than Dan's.
Its about comparisons.
Because the subject is "Pat's" it should be followed by "faster" not "fastest"



Sabtu, 18 Maret 2017

Peng. Animasi & Desain Grafis : Tutorial Animasi 2D dengan Flash

1. Buka Macromedia Flashnya. lalu pilih Flash Document pada bagian Create New.



2. Import gambar background yang telah anda cari atau buat dengan format gambar apapun, caranya       dengan CTRL+R.



   Atur panjang timeline, lalu klik kanan - insert KeyFrame hingga sebagai berikut,



3. Buat layer baru dengan mengklik tanda tersebut.



4. Buat Jalan dengan menggunakan Rectangle Tool dan garis putih dengan Line Tool. lalu atur                 panjang timeline seperti cara sebelumnya.



5. Import gambar motor. lalu atur dengan panjang timeline.



   Pada timeline terakhir yang sudah di insert KeyFrame, pindahkan posisi motor ke bagian paling kiri



   Lalu pada timeline nomer 1, lakukan klik kanan, pilih Create Motion Tween, seperti berikut.



6. Buat frame baru kembali. lalu masukan gambar motor lainnya, pada timeline seperti berikut.



   Insert KeyFrame seperti berikut dan rubah poisis motornya. lalu pada KeyFrame sebelumnya              lakukan  Create Motion Tween seperti berikut.





    Lakukan seperti diatas. lalu atur panjang timelinenya, agar objek motornya tidak hilang sampai           akhir.

7. Import gambar mobil. lakukan Create Motion Tween seperti berikut. lalu atur panjang timelinenya.





8. Import gambar ban dengan masing-masing berbeda frame.



   Atur ban sebagai begitu. lalu atur ban mengikuti mobil.
    




   Pada panel properties dipaling bawah, atur sebagai berikut. guna ban dapat berputar.



9. import tulisan yang nantinya akan memberi efek pada saat kecelakaan nantinya, dan atur                     timelinenya.



10. Sekian Terimakasih.





Minggu, 12 Maret 2017

ANALISIS AKSES JARINGAN PADA SITUS studentsite.gunadarma.ac.id

1. Gambar di atas adalah cek kecepatan koneksi, dalam hal ini saya menggunakan koneksi paket data smartphone dengan provider Indosat.

2. Cek ip host pada command prompt dengan cara nslookup nama domain. nslookup studentsite.gunadarma.ac.id




3. Cek traffic studentsite.gunadarma.ac.id pada similiarweb.com
4. Gambar di atas adalah respond time dari domain yang saya tuju. Dengan menggunakan perintah ping namadomain. Bytes menunjukan besar request paket yang dikirim dari domain target. Time adalah nilai delay atau latency, yang menunjukan waktu yang diperlukan packet yang dikirim untuk mencapai domain yang dituju. Pada gambar di atas, time=597ms, ini brarti respon yang diberikan oleh si computer target atau domain yang saya tuju termasuk dalam kategori lambat, karena semakin besar nilai delay atau latency ini menunjukkan semakin lambat respond yang diberikan, sehingga nilai delay ini juga bisa digunakan sebagai indikator kualitas jaringan/koneksi yang saya miliki. Ini ada dua kemungkinan, Karena faktor kualitas koneksi yang saya gunakan yang memang lambat atau karena komputer target/domain yang saya request untuk meminta respon.
Pada point nomor 1 yaitu ketika saya cek koneksi dengan speedtest, digambar menunjukkan download speed=0.35mbps, dapat disimpulkan bahwa koneksi internet yang saya pakai termasuk dalam ketegori lambat, dan salah satu pengaruhnya adalah ketika saya ping studentsite.gunadarma.ac.id, si domain merespon dengan nilai delay yang relatif besar.

Minggu, 15 Januari 2017

Struktur Sistem Pakar

STRUKTUR SISTEM PAKAR

System pakar disusun oleh 2 bagian utama, yaitu:
Lingkungan pengembangan (development enviroment).
Lingkungan pengembangan system pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan system pakar. 
Digunakan sebagai pembangunan system pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan.
Lingkungan konsultasi (consultation enviroment).
Lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar 
Digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi.

KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PAKAR

1. Subsistem penambahan pengetahuan. Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan.
2.      Basis pengetahuan. Berisi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, memformulasikan dan menyelesaikan masalah.
3.  Motor inferensi. Berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta digunakan untuk memformulasikan konklusi.
4.  Blackboard. Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara.
5.      Antarmuka. Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program.
6.   Subsistem penjelasan. Digunakan untuk melacak respond an memberikan penjelasan tentang kelakuan system pakar secara interaktif melalui pertanyaan.
7.      System penyaring pengetahuan. System ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja system pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang.

CIRI-CIRI SISTEM PAKAR :

Memiliki informasi yang handal
Mudah dimodifikasi
Heuristic dalam menggunakan pengetahuan
Dapat digunakan dalam berbagai jenis computer
Memiliki kemampuan untuk beradaptasi
PERMASALAHAN DALAM SISTEM PAKAR.

Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau diskripsi tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah, termasuk pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interprestasi sinyal, dan beberapa analisis kecerdasan.
Proyeksi, yaitu memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi tertentu.
Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati.
Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen system yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu.
Perencanaan, merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu.
Monitoring, yaitu membandingkan tingkah laku suatu system yang teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya di antaranya computer aided monitoring system.
Debugging dan repair, yaitu menentukan dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi.
Intruksi, yaitu mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek.
Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks seperti control terhadap interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan, dan monitoring kelakuan system.
Seleksi, mengindentifikasi pilihan terbaik dari sekelompok atau sekumpulan lemungkinan.
Simulasi, pemodelan interaksi antara komponen-komponen system.

Sumber :http://marcostanuwijaya.blogspot.co.id/2011/04/apa-yang-dimaksud-sistem-pakar-expert.html

SEJARAH SISTEM PAKAR

SEJARAH SISTEM PAKAR

System pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960. System pakar yang muncul pertama kali adalah General purpose Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. GPS ini mengalami kegagalan dikarenakan cakupannya terlalu luas sehingga terkadang justru meninggalkan pengetahuan pengetahuan penting yang seharusnya disediakan.

PERBEDAAN SISTEM KONVESIONAL VS SISTEM PAKAR
System konvesional
System pakar
Informasi dan pemrosesannya biasanya jadi satu dengan program.
Basis pengetahuan merupakan bagian terpisah dari mekanisme inferensi.
Biasanya tidak dapat menjelaskan mengapa suatu input data itu dibutuhkan atau bagaimana output itu diperoleh
Penjelasan adalah bagian terpenting dari system pakar.
Pengubahan program cukup sulit dan membosankan.
Pengubahan aturan dapat dilakukan dengan mudah
System hanya akan beroperasi jika system tersebut sudah lengkap.
System dapat beroperasi hanya dengan beberapa aturan
Eksekusi dilakukan langkah demi langkah
Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis pengetahuan
Menggunakan data.
Menggunakan pengetahuan
Tujuan utamanya adalah efisiensi.
Tujuannya utamanya adalah efektivitas.

KEUNTUNGAN & KELEMAHAN SISTEM PAKAR
Keuntungan system pakar:
Ø  Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
Ø  Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
Ø  Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
Ø  Meningkatkan output dan produktivitas
Ø  Meningktkan kualitas.
Ø  Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar.
Ø  Mampu beroperasinya dalam lingkungan yang berbahaya
Ø  Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan
Ø  Memiliki reabilitas
Ø  Meningkatkan kapabilitas system computer
Ø  Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian
Ø  Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
Ø  Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
Ø  Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

Kelemahan system pakar:
Ø  Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal
Ø  Sulit dikembangkan. Hal itu tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.
Ø  System pakar tidak 100% bernilai pasar.

BENTUK SISTEM PAKAR
Ada 4 bentuk dalam system pakar, yaitu:
Berdiri sendiri. System pakar jenis ini merupakan software yang berdiri sendiri tidak tergabung dengan software yang lainnya.
Tergabung. System pakar jenis ini merupakan bagian program yang terkadung di dalam suatu algoritma (konvesional), atau merupakan program dimana didalamnya memanggil algoritma subrutin lain (konvesioanal).
Menghubungkan ke software lain. Bentuk ini biasanya merupakan system pakar yang menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya dengan DBMS.
System mengabdi. System pakar merupakan bagian dari computer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu. Misalnya system pakar yang digunakan untuk membantu menganalisis data radar.
Sumber : http://marcostanuwijaya.blogspot.co.id/2011/04/apa-yang-dimaksud-sistem-pakar-expert.html

Kamis, 22 Desember 2016

Algoritma dan Utilitas dalam Pohon Keputusan

ALGORITMA C4.5

Salah satu algoritma induksi pohon keputusan yaitu ID3 (Iterative Dichotomiser 3). ID3 dikembangkan oleh J. Ross Quinlan. Dalam prosedur algoritma ID3, input berupa sampel training, label training dan atribut. Algoritma C4.5 merupakan pengembangan dari ID3. Sedangkan pada perangkat lunak open source WEKA mempunyai versi sendiri C4.5 yang dikenal sebagai J48.
Algoritma C4.5
Algoritma C4.5
Pohon dibangun dengan cara membagi data secara rekursif hingga tiap bagian terdiri dari data yang berasal dari kelas yang sama. Bentuk pemecahan (split) yang digunakan untuk membagi data tergantung dari jenis atribut yang digunakan dalam split. Algoritma C4.5 dapat menangani data numerik (kontinyu) dan diskret. Split untuk atribut numerik yaitu mengurutkan contoh berdasarkan atribut kontiyu A, kemudian membentuk minimum permulaan (threshold) M dari contoh-contoh yang ada dari kelas mayoritas pada setiap partisi yang bersebelahan, lalu menggabungkan partisi-partisi yang bersebelahan tersebut dengan kelas mayoritas yang sama. Split untuk atribut diskret mempunyai bentuk value (A) Îµ dimana ⊂ domain(A).
Jika suatu set data mempunyai beberapa pengamatan dengan missing value yaitu record dengan beberapa nilai variabel tidak ada, Jika jumlah pengamatan terbatas maka atribut dengan missing value dapat diganti dengan nilai rata-rata dari variabel yang bersangkutan.[Santosa,2007]
Untuk melakukan pemisahan obyek (split) dilakukan tes terhadap atribut dengan mengukur tingkat ketidakmurnian pada sebuah simpul (node). Pada algoritma C.45 menggunakan rasio perolehan (gain ratio). Sebelum menghitung rasio perolehan, perlu menghitung dulu nilai informasi dalam satuan bits dari suatu kumpulan objek. Cara menghitungnya dilakukan dengan menggunakan konsep entropi.
Entropy
adalah ruang (data) sampel yang digunakan untuk pelatihan, p+ adalah jumlah yang bersolusi positif atau mendukung pada data sampel untuk kriteria tertentu dan p- adalah jumlah yang bersolusi negatif atau tidak mendukung pada data sampel untuk kriteria tertentu. ntropi(S) sama dengan 0, jika semua contoh pada S berada dalam kelas yang sama. Entropi(S) sama dengan 1, jika jumlah contoh positif dan negative dalam S adalah sama. Entropi(S) lebih dari 0 tetapi kurang dari 1, jika jumlah contoh positif dan negative dalam S tidak sama [Mitchell,1997].Entropi split yang membagi dengan record menjadi himpunan-himpunan S1 dengan n1 baris dan S2 dengan n2 baris adalah :
Kemudian menghitung perolehan informasi dari output data atau variabel dependent yang dikelompokkan berdasarkan atribut A, dinotasikan dengan gain (y,A). Perolehan informasi, gain (y,A), dari atribut A relative terhadap output data adalah:
nilai (A) adalah semua nilai yang mungkin dari atribut A, dan yc adalah subset dari y dimana A mempunyai nilai c. Term pertama dalam persamaan diatas adalah entropy total dan term kedua adalah entropy sesudah dilakukan pemisahan data berdasarkan atribut A.
Untuk menghitung rasio perolehan perlu diketahui suatu term baru yang disebut pemisahan informasi (SplitInfo). Pemisahan informasi dihitung dengan cara :
split
bahwa S1 sampai Sc adalah subset yang dihasilkan dari pemecahan dengan menggunakan atribut A yang mempunyai sebanyak nilai. Selanjutnya rasio perolehan (gain ratio) dihitung dengan cara :

Contoh Aplikasi

CREDIT RISK

Berikut ini merupakan contoh dari salah satu kasus resiko kredit (credit risk) yang menggunakan decision tree untuk menentukan apakah seorang potential customer dengan karakteristik savingasset dan income tertentu memiliki good credit risk atau bad credit risk.
Dapat dilihat pada gambar tersebut, bahwa target variable dari decision tree tersebut atau variable yang akan diprediksi adalah credit risk dengan menggunakan predictor variable : saving, asset, dan income. Setiap nilai atribut dari predictor variable akan memiliki cabang menuju predictor variable selanjutnya, dan seterusnya hingga tidak dapat dipecah dan menuju pada target variable.
Penentuan apakah diteruskan menuju predictor variable (decision node) atau menuju target variable (leaf node) tergantung pada keyakinan (knowledge) apakah potential customer dengan nilai atribut variable keputusan tertentu memiliki keakuratan nilai target variable 100% atau tidak. Misalnya pada kasus di atas untuk saving medium, ternyata knowledge yang dimiliki bahwa untuk seluruh potential customer dengan saving medium memiliki credit risk yang baik dengan keakuratan 100%. Sedangkan untuk nilai low asset terdapat kemungkinan good credit risk dan bad credit risk.
Jika tidak terdapat pemisahan lagi yang mungkin dilakukan, maka algoritma decision tree akan berhenti membentuk decision node yang baru. Seharusnya setiap branches diakhiri dengan “pure” leaf node, yaitu leaf node dengan target variable yang bersifat unary untuk setiap records pada node tersebut, di mana untuk setiap nilai predictor variable yang sama akan memiliki nilai target variable yang sama. Tetapi, terdapat kemungkinan decision node memiliki “diverse” atributes, yaitu bersifat non‐unary untuk nilai target variablenya, di mana untuk setiap record dengan nilai predictor variable yang sama ternyata memiliki nilai target variable yang berbeda. Kondisi tersebut menyebabkan tidak dapat dilakukan pencabangan lagi berdasarkan nilai predictor variable. Sehingga solusinya adalah membentuk leaf node yang disebut “diverse” leaf node, dengan menyatakan level kepercayaan dari diverse leaf node tersebut. Misalnya untuk contoh data berikut ini :
Dari training data tersebut kemudian disusunlah alternatif untuk candidate split, sehingga setiap nilai untuk predictor variable di atas hanya membentuk 2 cabang, yaitu sebagai berikut:
Kemudian untuk setiap candidate split di atas, dihitung variabel‐variabel berikut berdasarkan training data yang dimiliki. Adapun variabel‐variabel tersebut, yaitu :
,di mana
Adapun contoh hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
Dapat dilihat dari contoh perhitungan di atas, bahwa yang memiliki nilai goodness of split * Φ(s/t) + yang terbesar, yaitu split 4 dengan nilai 0.64275. Oleh karena itu split 4 lah yang akan digunakan pada root node, yaitu split dengan : assets = low dengan assets = {medium, high}.
Untuk penentuan pencabangan, dapat dilihat bahwa dengan assets=low maka didapatkan pure node leaf, yaitu bad risk (untuk record 2 dan 7). Sedangkan untuk assets = {medium, high} masih terdapat 2 nilai, yaitu good credit risk dan bad credit risk. Sehingga pencabangan untuk assets = {medium, high} memiliki decision node baru. Adapun pemilihan split yang akan digunakan, yaitu dengan menyusun perhitungan nilai Φ(s/t) yang baru tanpa melihat split 4, record 2 dan 7.
Demikian seterusnya hingga akhirnya dibentuk leaf node dan membentuk decision tree yang utuh (fully grown form) seperti di bawah ini :

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT (KUSRINI)

Dalam aplikasi ini terdapat tabel-tabel sebagai berikut:
  • Tabel Rekam_Medis, berisi data asli rekam medis pasien
  • Tabel Kasus, beisi data variabel yang dapat mempengaruhi kesimpulan diagnosis dari pasien-pasien yang ada, misalnya Jenis Kelamin, Umur, Daerah_Tinggal, Gejala_1 s/d gejala_n, Hasil_Tes_1 s/d Hasi_Tes_n. Selain itu dalam tabel ini juga memiliki field Hasil_Diagnosis.
  • Tabel Aturan, berisi aturan hasil ekstrak dari pohon keputusan.
Proses akuisisi pengetahuan yang secara biasanya dalam sistem pakar dilakukan oleh sistem pakar, dalam sistem ini akan dillakukan dengan urutan proses ditunjukkan pada gambar berikut:
Hasil pembentukan pohon keputusan bisa seperti pohon keputusan yang tampak pada gambar:
Lambang bulat pada pohon keputusan melambangkan sebagai node akar atau cabang (bukan daun) sedangkan kotak
melambangkan node daun. Jika pengetahuan yang terbentuk beruka kaidah produksi dengan format:
Jika Premis Maka Konklusi Node-node akar akan menjadi Premis dari aturan sedangkan node daun akan menjadi bagian konklusinya. Dari gambar pohon keputusan pada gambar 4, dapat dibentuk aturan sebagai berikut:

  1. Jika Atr_1 = N_1
    Dan Atr_2 = N_4
    Dan Atr_3 = N_9
    Maka H_1
  2. Jika Atr_1 = N_1
    Dan Atr_2 = N_4
    Dan Atr_3 = N_10
    Dan Atr_4 = N_11
    Maka H_2
  3. Jika Atr_1 = N_1
    Dan Atr_2 = N_4
    Dan Atr_3 = N_10
    Dan Atr_4 = N_12
    Maka H_2
  4. Jika Atr_1 = N_1
    Dan Atr_2 = N_5
    Maka H_4
  5. Jika Atr_1 = N_2
    Maka H_5
  6. Jika Atr_1 = N_3
    Dan Atr_5 = N_6
    Maka H_6
  7. Jika Atr_1 = N_3
    Dan Atr_5 = N_7
    Maka H_7
  8. Jika Atr_1 = N_3
    Dan Atr_5 = N_8
    Maka H_8
Model case based reasoning dapat digunakan sebagai metode akuisisi pengetahuan dalam aplikasi system pakar diagnosis penyakit. Aturan yagn dihasilkan system ini mampu digunakan untuk mendiagnosis penyakit didasarkan pada data-data pasien. Dalam penentuan diagnosis penyakit belum diimplementasikan derajat kepercayaan terhadap hasil diagnosis tersebut.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More