METODE INFERENSI
Tree (Pohon) dan Graph
-
Tree (pohon) adalah
suatu hierarki struktur yang terdiri dari Node
(simpul/veteks) yang menyimpan informasi atau pengetahuan dan cabang (link/edge)
yang menghubungkan node.
-
Binary tree mempunyai 0,1 atau 2 cabang
per-node.
o Node tertinggi disebut root
o Node terendah disebut daun
-
Tree merupakan tipe khusus dari
jaringan semantic, yang setiap nodenya kecuali akar, mempunyai satu node orang
tua dan mempunyai nol atau lebih node anak.
-
Tree adalah kasus khusus dalam Graph
-
Graph dapat mempunyai nol atau lebih
link di antara node dan tidak ada perbedaan antara orangtua dan anak.
-
Dalam graph, link dapat ditunjukkan
berupa panah atau arah yang memadukan node dan bobot yang merupakan
karakteristik beberapa aspek dari link.
-
Beberapa contoh graph sederhana:
-
Graph asiklik adalah graph yang tidak mengandung siklus.
-
Graph dengan link berarah disebut digraph.
-
Graph asiklik berarah disebut lattice.
-
Tree yang hanya dengan path tunggal
dari akar untuk satu daun disebut degenerate
tree.
-
Aplikasi tree dan lattice adalah
pembuatan keputusan disebut decision tree
dan decision lattice.
-
Contoh : decision tree yang menunjukkan
pengetahuan tentang hewan.
-
Aturan produksi (IF…THEN…) dari contoh
di atas :
JIKA pertanyaan=”Apakah dia bertubuh besar ?”
DAN jawaban=”Tidak”
MAKA pertanyaan=”Apakah dia mencicit?”
JIKA pertanyaan=”Apakah dia bertubuh besar ?”
DAN jawaban=”Ya”
MAKA pertanyaan=”Apakah dia mempunyai leher panjang?”
dst……
Pohon AND-OR dan Tujuan
-
Banyak tipe system pakar menggunakan backward chaining untuk mendapatkan
solusi dari permasalahan.
-
Salah satu tipe dari tree atau lattice
yang digunakan dalam masalah representasi backward
chaining adalah Pohon AND-OR.
-
Contoh :
Penalaran Deduktif dan Silogisme
-
Tipe-tipe Inferensi
Deduction
Ø Pemberian alasan
logikal dimana kesimpulan harus mengikuti premis
Induction
Ø Inferensi dari
khusus ke umum
Intuition
Ø Tidak ada teori yg
menjamin. Jawabannya hanya muncul, mungkin dengan penentuan pola yg ada secara
tidak disadari.
Heuristic
Ø Aturan yg didasarkan
pada pengalaman
Generate
& Test
Ø Trial dan error.
Digunakan dgn perencanaan.
Abduction
Ø Pemberian alasan
kembali dari kesimpulan yg benar ke premis .
Default
Ø Diasumsikan
pengetahuan umum sebagai default
Autoepistemic
Ø Self-knowledge
Nonmonotonic
Ø Pengetahuan yg
sebelumnya mungkin tdk benar jika bukti baru didapatkan
Analogy
Ø Kesimpulan yg berdasarkan
pada persamaan untuk situasi yg lainnya.
-
Suatu logika argument adalah kumpulan
dari pernyataan-pernyataan yang dinyatakan untuk dibenarkan sebagai dasar dari
rantai penalaran.
-
Salah satu jenis logika argunen adalah Silogisme.
-
Contoh :
Premis : Siapapun
yang dapat membuat program
adalah pintar
Premis : John dapat
membuat program
Konklusi : Oleh
karenanya John adalah pintar
Proses deduktif pada contoh di atas bergerak dari prinsip
umum menuju konklusi khusus.
-
Penalaran deduktif umumnya terdiri dari
tiga bagian : premis mayor, premis minor
dan konklusi.
-
Premis disebut juga antecedent
-
Konklusi/kesimpulan disebut juga consequent
-
Silogisme dapat direpresentasikan ke
dalam bentuk aturan JIKA…..MAKA….. (IF…THEN…..), contoh :
JIKA siapapun yang dapat membuat program adalah pintar
DAN John dapat
membuat program
MAKA John adalah pintar
-
Silogisme klasik disebut categoricall syllogism (silogisme yang
pasti)
-
Premis dan konklusi didefinisikan
sebagai statement yang pasti dari empat bentuk berikut :
Bentuk
|
Skema
|
Arti
|
A
|
Semua S adalah P
|
Universal Afirmative
|
E
|
Tidak S adalah P
|
Universal Negative
|
I
|
Beberapa S adalah P
|
Particular Afirmative
|
O
|
Beberapa S bukan P
|
ParticularNegative
|
-
Subjek dari konklusi S disebut bagian
minor bila predikat konklusi P adalah bagian mayor.
-
Premis terdiri dari premis mayor dan
premis minor.
-
Contoh :
Premis mayor : Semua M adalah P
Premis minor : Semua S
adalah M
Konklusi : Semua
S adalah P
Silogisme di atas adalah bentuk standar karena premis mayor
dan minor sudah diketahui.
Contoh :
“Semua
mikrokomputer adalah computer”
Subjeknya (objek yang digambarkan) adalah mikrokomputer.
Predikatnya (beberapa sifat subjek) adalah computer
-
M (middle term) adalah hal yang penting
karena silogisme didefinisikan sedemikian sehingga konklusi tidak dapat
disimpulkan dengan mengambil salah satu premis.
-
Q (quantifier) menggambarkan porsi dari
kelas yang diketahui.
o Quantifier “semua” dan “tidak” adalah universal karean
menunjukkan keseluruhan kelas.
o “beberapa” adalah khusus (particular) karena hanya
menunjukkan satu bagian dari kelas yang diketahui.
-
Mood dari silogisme didefinisikan
sebagai tiga huruf yang memberikan bentuk masing-masing premis mayor, minor dan
konklusi.
Contoh :
Semua M
adalah P
Semua S
adalah M
\Semua S adalah P
menunjukkan suatu mood AAA-1
-
Ada 4 kemungkinan pola susunan istilah
S, P dan M :
|
Figure 1
|
Figure 2
|
Figure 3
|
Figure 4
|
Premis Mayor
|
MP
|
PM
|
MP
|
PM
|
Premis Minor
|
SM
|
SM
|
MS
|
MS
|
-
Tidak selalu argument yang mempunyai
bentuk silogisme merupakan silogisme yang valid.
-
Contoh : Silogisme tidak valid
berbentuk AEE-1
Semua M adalah P
Tidak S adalah M
\Tidak S adalah P
Semua mikrokomputer adalah computer
Bukan mainframe adalah mikrokomputer
\Bukan mainframe adalah computer
-
Diperlukan prosedur keputusan (decision procedure) untuk pembuktian
validitas.
-
Prosedur keputusan untuk silogisme
dapat dilakukan menggunakan diagram venn tiga lingkaran yang saling berpotongan
yang merepresentasikan S,P, M.
-
Contoh : Prosedur Keputusan untuk AEE-1
Semua M adalah P
Tidak S adalah M
\Tidak S adalah P
-
Contoh : Prosedur Keputusan untuk EAE-1
Tidak M adalah P
Semua S adalah
M
\Tidak S adalah P
Kaidah dari Inferensi
-
Diagram Venn tidak sesuai untuk argumen
yang lebih kompleks karena sulit dibaca pada decision tree untuk silogisme.
-
Logika proposisi memberikan pengertian
lain dari penggambaran argumen.
-
Contoh :
Jika ada daya listrik, komputer akan bekerja
Ada daya
\
Komputer akan bekerja
A = ada daya listrik
B = komputer akan bekerja
Sehingga dapat ditulis :
AàB
A
\
B
-
Bentuk umum Ponens / direct reasoning
/ law of detachment / assuming the antecedent
pàq
p atau pàq, p;
\ q
\ q
Bentuk tersebut valid, karena argumen tersebut dapat
ditunjukkan sebagai suatu tautologi.
((pàq)Ùp) àq
Tabel Kebenaran Ponens :
p
|
q
|
pàq
|
((pàq)Ùp)
|
((pàq)Ùp) àq
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
-
Terdapat argumen yang menyerupai ponens
namun perlu dibuktikan validitasnya.
Contoh :
Jika tidak kesalahan maka program dapat mengkompile
Program dapat mengkompile
\ Tidak ada kesalahan
pàq
q atau pàq, q;
\ p
\
p
Tabel Kebenaran:
p
|
q
|
pàq
|
((pàq)Ùq)
|
((pàq)Ùq) àp
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
(Bukan Pones karena tidak bersifat Tautology)
-
Skema argumen lain :
pàq
~q
\
~p
Tabel Kebenaran:
p
|
q
|
pàq
|
~q
|
(pàq)Ù~q)
|
~p
|
((pàq)Ù~q) à~p
|
T
|
T
|
T
|
F
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
F
|
T
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
F
|
F
|
T
|
T
|
T
|
T
|
T
|
Argumen di atas disebut Tollens / indirect reasoning / law
of contraposition.
-
Beberapa huum Inferensi
Hukum Inferensi
|
Skema
|
1. Hukum Detasemen
|
pàq
p
\q
|
2. Hukum Kontrapositif
|
pàq
\~q à~p
|
3. Hukum Modus Tollens
|
pàq
~q
\ ~p
|
4. Aturan Rantai
(hukum
silogisme)
|
pàq
qàr
\ pàr
|
5. Hukum Inferensi Disjungsi
|
pÚq pÚq
~p ~q
\ q \ p
|
6. Hukum negasi
|
~(~p)
\ p
|
7. Hukum de Morgan
|
~(pÙq)
~(pÚq)
\~pÚ~q \~pÙq
|
8. Hukum Simplifikasi
|
pÙq pÙq
\p \q
|
9. Hukum Konjungsi
|
p
q
\pÙq
|
10. Hukum Penambahan
Disjungtif
|
p
\pÚq
|
11. Hukum Argumen
Konjugtif
|
~(pÙq) ~(pÙq)
p
q
~q
~p
|
-
Kaidah inferensi dapat digunakan untuk
argumen yang mempunyai lebih dari dua premis.
Contoh :
Harga chip naik hanya jika yen naik
Yen naik hanya jika dollar turun dan
jika dollar
turun maka yen naik
Karena harga chip telah naik
\Dollar harus turun
Misal : C = harga chip naik
Y = Yen
naik
D =
Dollar turun
1. C àY
2. (Y àD)Ù( D àY)
3. C
\D
-
Kondisional p àq mempunyai converse, inverse dan kontrapositif
Kondisional
|
p àq
|
Converse
|
q à p
|
Inverse
|
~p à~q
|
Kontrapositif
|
~q à ~p
|
Jika p àq dan
q à p bernilai benar, maka keduanya adalah ekuivalen.
p àqÙ
q à p ekuivalen dengan p«q
atau pºq.
sehingga argumen untuk contoh di atas, menjadi :
1. C àY
2. (Y àD)Ù( D àY)
3. C /\D
4. YºD 2 ekuivalen
5. C àD 1
substitusi
6. D 3,5 modus
ponens
0 komentar:
Posting Komentar