TUGAS 4 ILMU BUDAYA
DASAR
“MANUSIA DAN PANDANGAN
HIDUP”
DOSEN : AULIYA R
DI SUSUN
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD
AINUL YAQIN
NPM : 17114060
KELAS : 1KA01
FAKULTAS/JURUSAN : ILMU KOMPUTER/SISTEM INFORMASI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan
Tuhan yang paling tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran
dan rasa. Ketika kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai
khalifah di bumi ini. Tuntukan hidup manusia lebih dari pada tuntutan hidup
makhluk lainnya yang membuat manusia berfikir lebih maju untuk memenuhi
kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun
rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan
hidup yang berbeda-beda mengelompokkan pandangan hidup yang berdeda-beda akan
menciptakan paham atau aliran. Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah
nilai dalam kehidupan manusia. Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala
sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi
pegangan, bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh
kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup
seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu pandangan
hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai
proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa
kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam
penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan pendidikan. Manusia
mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal dari
pendidikan.Oleh karena itu jika kita membahas tentang pendangan hidup, tidak
boleh lepas dari pendidikan manusia dapat berfikir ledih kedepan mulai dari
kehidupan baik lahir dan batin.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pengertian pandangan hidup?
2. Bagaimana
hubungan pandangan hidup dengan kehidupan manusia?
1.3
TUJUAN
Tujuan saya membuat makalah ini
adalah agar lebih mendeskripsikan tentang pandangan hidup dan mendeskripsikan
hubungan pandangan hidup dengan kehidupan manusia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PEMBAHASAN
A. Cita-Cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan
diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu
kadar atau tingkat cita-cita, kebijakan dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing. Itulah
sebabnya, cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya
kreativitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan,
dan hidup seseorang. Cita-cita ini perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia,
karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga katagori keadaan hati
seseorang, keras, lunak, dan lemah. Orang yang berhati keras, tak berhenti
berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tak menghiraukan rintangan,
tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati lunak
dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruhi oleh situasi dan kondisi.
Cita-cita, keinginan, harapan, banyak menimbulkan daya kreatifitas para
seniman. Banyak hasil seni seperti: drama, novel, film, musik, tari, filsafat
yang lahir dari kandungan cita-cita, keinginan, harapan dan tujuan.
B. Kebajikan
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau
etika. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Manusia merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia
saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi,
yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia
sebagai makhluk Tuhan. Manusia sebagai pribadi dapat menentukan baik dan buruk.
Yang menentukan baik dan buruk itu suara hati. Suara hati itu semacam bisikan
dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu
merupakan hakim terhadap diri sendiri.
Suara
hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati masyarakat.
Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat
menganggap baik. Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus
mendengar suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik
dan mengelak perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan
yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, barbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya. Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung
kebajikan.
C. Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam
menghadapi hidup. Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi
manusia lain atau menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan
sikap nonetis. Sikap etis disebut juga sikap positif sedangkan sikap nonetis
disebut juga sikap negatif. Ada tujuh sikap etis, yaitu : sikap lincah, sikap
tenang, sikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati, dan sikap
bangga. Sedangkan sikap non etis ada 6 yaitu : sikap kaku, sikap gugup, sikap
kasar, sikap takut, sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap positif bagi
bangsa Indonesia. Sikap-sikap itu antara lain : sikap suka bekerja keras, sikap
gotong royong, menjaga hak dan kewajiban, sikap tolong menolong, dan sikap
mengargai pendapat orang lain.
kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan
melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai
perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat dilihat
dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap
orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan
tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan,
manusia harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan
dalam memasyarakat menjadi tenang dan tentram.
D. Manusia dan Pandangan Hidup
Akal
dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia tersebut. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut ialah
pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak
lain manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan
hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia
menyadari, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu agama semata-mata atau
dasar keturunan. Pandangan hidup penting bagi kehidupan manusia
dimasa sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah sepantasnya setiap
manusia memilikinya.
Perlu
kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan.
Buka kebutuhan sesaat melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab
setiap saat kita memerlukan perlindungan Tuhan dan petunjuk agama sampai di
akhir nanti.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pandangan hidup
merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya. Setiap orang memiliki
pandangan hidup yang berdeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan
hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita
merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang. kebajikan secara nyata dan
dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku
manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena
wujudnya dapat dilihat dan dirasakan.
Karena tingkah laku
bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku
sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan,
lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus memahami
etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam memasyarakat
menjadi tenang dan tentram.
DAFTAR PUSTAKA
WIDAGDHO, Djoko
Ilmu
budaya dasar / penysun , Djoko Widagdho dkk , - Ed , cet , 8 . –
Jakarta : Bumi Aksara , 2003 IX, 229 hlm ; 21 cm
0 komentar:
Posting Komentar