TUGAS 2 ILMU BUDAYA
DASAR
“SASTRA PUISI”
DOSEN : AULIYA R
DOSEN : AULIYA R
DI SUSUN
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD
AINUL YAQIN
NPM : 17114060
KELAS : 1KA01
FAKULTAS/JURUSAN : ILMU KOMPUTER/SISTEM INFORMASI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti
“alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.
Yang agak biasa
adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu
sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada
sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Selain itu dalam
arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra
lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan,
tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu.
Sastra dibagi
menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat
sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu.
Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh
karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
Pengertian
Sastra Menurut Para Ahli :
Mursal
Esten (1978 : 9)
Sastra atau
Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium
dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi
(1988 : 8 )
Sastra. adalah
suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti
Sudjiman (1986
: 68)
Sastra sebagai
karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad
Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah
kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai
alai, dan bersifat imajinatif.
Eagleton
(1988 : 4)
Sastra adalah karya
tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa.
harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil
peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus
merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan.
Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai
kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert
Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra
itu sebuah kata, bukan sebuah benda
Sapardi
(1979: 1)
Memaparkan bahwa
sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa
itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan,
dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Taum
(1997: 13)
Sastra adalah karya
cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan
bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Pembagian
genre sastra imajinatif dapat dirangkumkan dalam bentuk puisi, fiksi atau prosa
naratif, dan drama. Penjelasan tentang ketiga karya sastra ini akan kita kupas
secara terperinci.
1.
Puisi
Puisi adalah
rangkaian kata yang sangat padu. Oleh karena itu, kejelasan sebuah puisi sangat
bergantung pada ketepatan penggunaan kata serta kepaduan yang membentuknya.
2.
Fiksi
atau prosa naratif.
Fiksi atau prosa
naratif adalah karangan yang bersifat menjelaskan secara terurai mengenai suatu
masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Fiksi pada dasarnya terbagi
menjadi novel, roman, dan cerita pendek.
Suroto dalam
bukunya yang berjudul "Apresiasi Sastra Indonesia" menjelaskan secara
terperinci tentang pengertian tiga genre yang termasuk dalam prosa naratif berikut
ini.
a.
Novel
Novel ialah suatu
karangan prosa yang bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian yang luar
biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita). Dikatakan kejadian yang luar
biasa karena dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang
mengalihkan jurusan nasib para tokoh. Novel hanya menceritakan salah satu segi
kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa, yang mengakibatkan terjadinya
perubahan nasib.
b.
Roman
Istilah roman
berasal dari genre romance dari Abad Pertengahan, yang merupakan cerita panjang
tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman,
Belanda, Perancis, dan bagian-bagian Eropa Daratan yang lain. Ada sedikit
perbedaan antara roman dan novel, yakni bahwa bentuk novel lebih pendek
dibanding dengan roman, tetapi ukuran luasnya unsur cerita hampir sama.
c.
Cerita
pendek.
Cerpen atau cerita
pendek adalah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah peristiwa
kehidupan manusia - pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut
terdapat pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan,
sehingga kehadirannya hanya sekadar sebagai pendukung peristiwa pokok agar
cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada suatu
peristiwa yang menjadi pokok ceritanya.
3.
Drama
Genre sastra
imajinatif yang ketiga adalah drama. Drama adalah karya sastra yang
mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya
sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai
dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan drama bukanlah untuk dibaca
seperti orang membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah kalau
naskah sastra tadi telah dipentaskan. Tetapi bagaimanapun, naskah tertulis
drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra.
Selanjutnya
adalah pembagian genre sastra nonimajinatif, di mana kadar fakta dalam genre
sastra ini agak menonjol. Sastrawan bekerja berdasarkan fakta atau kenyataan
yang benar-benar ada dan terjadi sepanjang yang mampu diperolehnya.
Penyajiannya dalam bentuk sastra disertai oleh daya imajinasinya, yang memang
menjadi ciri khas karya sastra. Genre yang termasuk dalam karya sastra
nonimajinatif, yaitu :
1. Esai : Esai
adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan
pribadi manusia. Dalam esai, baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan
pribadi penulisnya tergambar dengan jelas, sebab esai merupakan ungkapan
pribadi penulisnya terhadap sesuatu fakta.
2. Kritik : Kritik
adalah analisis untuk menilai sesuatu karya seni, dalam hal ini karya sastra.
Jadi, karya kritik sebenarnya termasuk argumentasi dengan faktanya sebuah karya
sastra, sebab kritik berakhir dengan sebuah kesimpulan analisis. Tujuan kritik
tidak hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar dan salahnya sebuah karya
sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya adalah mendorong
sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin, dan juga mendorong
pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
3. Biografi : Biografi
atau riwayat hidup adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh
orang lain. Tugas penulis biografi adalah menghadirkan kembali jalan hidup
seseorang berdasarkan sumber-sumber atau fakta-fakta yang dapat dikumpulkannya.
Teknik penyusunan riwayat hidup itu biasanya kronologis yakni dimulai dari
kelahirannya, masa kanak-kanak, masa muda, dewasa, dan akhir hayatnya. Sebuah
karya biografi biasanya menyangkut kehidupan tokoh-tokoh penting dalam
masyarakat atau tokoh-tokoh sejarah.
4. Autobiografi : Autobiografi
adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri, atau kadang-kadang ditulis
oleh orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya. Kelebihan
autobiografi adalah bahwa peristiwa-peristiwa kecil yang tidak diketahui orang
lain, karena tidak ada bukti yang dapat diungkapkan. Begitu pula sikap,
pendapat, dan perasaan tokoh yang tak pernah diketahui orang lain dapat
diungkapkan.
5. Sejarah : Sejarah
adalah cerita tentang zaman lampau sesuatu masyarakat berdasarkan sumber-sumber
tertulis maupun tidak tertulis. Meskipun karya sejarah berdasarkan fakta yang
diperoleh dari beberapa sumber, namun penyajiannya tidak pernah lepas dari
unsur khayali pengarangnya. Fakta sejarah biasanya terbatas dan tidak lengkap,
sehingga untuk menggambarkan zaman lampau itu, pengarang perlu
merekonstruksinya berdasarkan daya khayal atau imajinasinya, sehingga peristiwa
itu menjadi lengkap dan terpahami.
6. Memoar : Memoar
pada dasarnya adalah sebuah autobiografi, yakni riwayat yang ditulis oleh
tokohnya sendiri. Bedanya, memoar terbatas pada sepenggal pengalaman tokohnya,
misalnya peristiwa-peristiwa yang di alami tokoh selama Perang Dunia II saja.
Fakta dalam memoar itu unsur imajinasi penulisnya ikut berperanan.
7. Catatan Harian :
Catatan harian adalah catatan seseorang tentang dirinya atau lingkungan
hidupnya yang ditulis secara teratur. Catatan harian sering dinilai berkadar
sastra karena ditulis secara jujur, spontan, sehingga menghasilkan
ungkapan-ungkapan pribadi yang asli dan jernih, yakni salah satu kualitas yang
dihargai dalam sastra.
8. Surat-Surat : Surat
tokoh tertentu untuk orang-orang lain dapat dinilai sebagai karya sastra,
karena kualitas yang sama seperti terdapat dalam catatan harian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SEJARAH
PUISI
Puisi
(dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni
tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan,
atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan
penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi
dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan.
Beberapa
ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis
literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala
kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang
membawa orang lain kedalam keadaan hatinya. Baris-baris pada puisi dapat
berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan
salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang
juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca
hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak
ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi.
Ada
beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru, namun beberapa kasus
mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika
ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'.
kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan
gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa
disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada
bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering di nyanyikan dalam bentuk
pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Struktur fisik puisi terdiri dari:
1.
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi
yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2.
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya harus
dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan
makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan
imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4.
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya
kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll.
sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup,
bumi, kehidupan, dll.
5.
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek
dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa
disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile,
personifikasi, litotes,ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem
pro parte, hingga paradoks.
6.
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima mencakup:
7.
Tema/makna (sense): media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris,
bait, maupun makna keseluruhan. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap
pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa
erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya
latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
8.
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan
masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan
rendah pembaca, dll.
9.
Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca.
2.2 CONTOH
PUISI
Senja di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar
Ini kali tidak yang mencari
cinta
Di antara gudang, rumah tua,
pada cerita
Tiang serta temali. Kapal,
perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya
maut berpaut.
Gerimis mempercepat kelam, ada
juga kelepak elang
Menyinggung muram, desir hari
lari berenang menemu
Bujuk pangka akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan
Air tidung hilang ombak. Tiada lagi,
aku sendiri berjalan
Menyisir semenanjung, masih
pangap harap sekali tiba
Di ujung dan sekalian selamat
jalan dari pantai keempat
Sedu penghabisan bisa terdekap.
Walaupun puisi karya chairil anwar tentang cinta ini terdiri
hanya beberapa bait saja, namun makna yang terkandung dalam bait puisi ini
sangat mendalam.
Dalam
puisi ini, Chairil Anwar memberikan pesan bahwa Cinta sejati adalah cinta yang
dibalut dengan kesetiaan, dan jodoh adalah sebuah takdir tuhan yang tidak ada
satu orang pun mengetahuinya. Selain itu, puisi senja di pelabuhan kecil juga mengajarkan
kita untuk selalu mencari cinta sejati tanpa mengenal lelah. Dan cinta sejati
baru akan ada ketika usaha kita disertai dengan doa yang tulus dan ikhlas.
Ya
begitulah kurang lebihnya makna
puisi senja di pelabuhan kecil karya chairil anwar. Untuk selengkapnya
silakna Anda artikan sendiri maksud puisi chairil anwar yang berjudul senja di
pelabuhan kecil tersebut.
AKU
Kalau sampai
waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau …
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau …
Tak perlu sedu
sedan itu…
Aku ini binatang
jalang
Dari kumpulannya terbuang …
Dari kumpulannya terbuang …
Biar peluru
menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang…
Aku tetap meradang menerjang…
Luka dan bisa
kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri…
Berlari
Hingga hilang pedih peri…
Dan aku akan lebih
tidak perduli…
Aku mau hidup
seribu tahun lagi…
Chairil Anwar
Maret 1943
Maret 1943
Puisi
adalah bentuk ekspresi pengalaman empiric atau batin yang diwujudkan dengan
bahasa-bahasa indah, perumpamaan dan kiasan. Puisi juga merupakan cara
penyampaian tak langsung dari seseorang terhadap sesuatu hal yang dirasa, emosi
dan perasaan jiwa yang dialami seseorang. Cara tak langsung itu dilakukan
melalui aneka bentuk perumpamaan yang terangkai dalam sajian kata-kata yang
indah, singkat, multitafsir dan cerdas dalam bahasa berirama.
Puisi AKU karya
Chairil Anwar yang menceritakan kepribadian seseorang yang tangguh dalam
menjalani kehidupannya. Di dalam puisi itu ada beberapa pesan yang tersirat.
DOA
Kepada pemeluk teguh..
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
CahayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam
sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembar di negeri asing
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
Puisi
“Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang ketuhanan. Hal ini
dapat kita rasakan dari beberapa bukti,
Pertama,
diksi yang di gunakan sangat kental dengan kata-kata bermakna ketuhanan. Kata ‘dua’
yang di gunakan sebagai judul menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi
seorang penyair dengan Sang Pencipta. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah
: Tuhanku, NamaMu, Mengingat Kau, CahayaMu, di pintuMu.
Kedua,
dari segi isi puis tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang
menyadari tidak bisa terlepas dari tuhan. Dari cara penyair memaparkan isi
hatinya, puisi “doa” sangat tepat bila di golongkan pada aliran ekspresionisme,
yaitu sebuah aliran yang menekankan segenap perasaan atau jiwanya.
Perhatikan
kutipan larik berikut :
1.
Biar
rusah sungguh mengingat Kau penuh seluruh
2.
Aku
hilang bentuk remuk
3.
Di
pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling. Puisi
yang bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya dengan Tuhan.
Kata ‘Tuhan’ yang di sebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut,
seolah-olah penyair sedang berbicara kepada Tuhan.
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Puisi
adalah bentuk ekspresi ungkapan perasaan, pengalaman batin yang di wujudkan
dengan kata-kata yang indah, perumpamaan
dan kiasan.
Puisi bisa juga di sebut
sebagai ungkapan hati seseorang yang menulisnya, karena pada setiap lirik dan
baitnya itu mengandung makna dan pesan yang tersirat.
3.2
SARAN
Dengan
di buatkannya makalah sastra puisi ini, pembaca di harapkan dapat lebih
mengenal lebih dalam makna dari puisi, dan pembaca juga lebih mengerti dan
paham bagian-bagian dari struktur puisi.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar