ILMU SOSIAL DASAR#
A. ILMU
SOSIAL DASAR
Pengertian Ilmu Sosial
Dasar (inggris:social basic) atau ilmu pengetahuan
sosial dasar (inggris:social studies) adalah
sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan
dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan
humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia,
termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk
menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan
meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda
dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik
secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.
Ilmu sosial Dasar, dalam
mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan
objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding
dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak
menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan
lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor
sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu
alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.Penggunaan
metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi
tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.Didalam Ilmu Sosial Dasar ini ada beberapa yang mempelajari
didalanya yang terbagi menjadi 10 bagian, diantaranya:
Cabang-cabang utama dari ilmu sosial dasar adalah:
Antropologi, yang
mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang
mempelajari segi kebudayaan masyarakat
Geografi, yang mempelajari lokasi
dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
Pendidikan, yang mempelajari
masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter
dan moral
Ilmu sosial dasar tidak
merupakan gabungan dari ilmu sosial dasar yang dipadukan, karena ilmu sosial
dasar tidak memiliki objek dan metode ilmiah tersendiri. Ilmu sosial dasar
merupakan suau bahan studi atau program pekerjaan yang khusus dirancanga untuk
kepentingan atau pengerjaan yang di Indonesia diberikan di perguruan tinggi.
- B.
LATAR BELAKANG
Banyaknya kritik sistem
pendidikan di perguruan tinggi oleh para cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa
sistem pendidikan yang berlangsung masih berbau kolonial dan merupakan warisan
sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu kelanjutan dari politik “balas
budi/etische politick” (oleh Conrad Theodore van Deventer) sistem pendidikan
tersebut bertujuan menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi “tukang” yang
mengisi birokrasi mereka dibidang administrasi, perdagangan, tehnik dan
keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan negara.
Sedangkan tenaga ahli
yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan tidak hanya menjadi tukang
saja tetapi diharapkan mempunyai tiga jenis kemampuan yaitu personal, akademis
dan kemampuan profesional.
a. Kemampuan Personal (kemampuan kepribadian)
Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,kenegaraan (pancasila) serta memiliki pandangan luas serta kepekaan terhadap berbagai masaah yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Dengan kemampuan ini tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,kenegaraan (pancasila) serta memiliki pandangan luas serta kepekaan terhadap berbagai masaah yang dihadapi masyarakat Indonesia.
b. Kemampuan Akademik
Adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan altematif pemecahannya.
c. Kemampuan Profesional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan altematif pemecahannya.
c. Kemampuan Profesional
Adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
- C.
RUANG LINGKUP
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
- Kenyataan-kenyataan
social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan
masalah social tertentu.
- Monsep-konsep
social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social
dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk
mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan
Sosial
- Masalah-masalh
yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya
berbeda.
Berdasarkan bahan kajian
seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan leih lanjut ke dalam pokok bahasan
dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan. Ilmu Sosial Dasar
terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang
lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami
adanya :
- Berbagai
masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan
kebudayaan.
- Masalah
individu, keluarga dan masyarakat.
- Masalah
pemuda dan sosialisasi.
- Masalah
hubungan warga Negara dan Negara.
- Masalah
pelapisan sosial dan kesamaan derajat.
- Masalah
masyarakat perkitaan dan pedesaan
- Masalah
pertentangan-pertentangan sosial dan Integrasi
- Pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat
- D.
TUJUAN ILMU SOSIAL DASAR
- Mahasiswa
memiliki kesiapan untuk menekuni dunia keilmuan.
- Mahasiswa
bisa mengerti dan memahami prinsip filsafaat ilmu sebagai landasan
mengerti dan memahami berbagai fenomena sosial kontemporer.
- Mahasiswa
mampu memahami berbagai konsep ilmu sosial yang akan digunakan sebagai
instrumen memetakan segala problematika sosial kemasyarakatan.
Perbedaan Ilmu Sosial Dasar & Ilmu
Pengetahuan Sosial :
1. ISD
mulai dipelajari di perguruan tinggi , sedangkan IPS sudah dipelajari sejak
tingkat SD dan Lanjutan.
2. ISD
merupakan mata kuliah tunggal , sedangkan IPS merupakan gabungan dari beberapa
mata pelajaran.
3. ISD
untuk pembentukan sikap dan kepribadian , sedangkan IPS untuk pembentukan
pengetahuan & ketrampilan.
Persamaan Ilmu Sosial
Dasar & Ilmu Pengetahuan Sosial :
1. Bahan
studi untuk kepentingan umum.
2. Bagian
dari disiplin ilmu lain.
3. Membahas
materi tentang kenyataan sosial dan masalah sosial.
- E.
MASALAH SOSIAL
Masalah yang dihadapi
tidaklah sama, disebabkan karena perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan
masyarakat dan keadaan lingkungan alam. Masalah tersebut dapat berupa sosial,
politik, moral dll. Yang membedakan masalah ini ada hubungannya dengan nilai moral
dan pranata sosial.
- Menurut
masyarakat, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umumadalah masalah
sosial.
- Menurut
para ahli, suatu kondisi yang terwujud dalam masyarakat berdasarkan atas
studi, mempunyai sifat yang menimbulkan kekacauan.
Masalah sosial muncul
sejak peradaban manusia karena dianggap mengganggu kesejahteraan hidup. Dan
membuat masyarakat untuk mengedintifikasi, menganalisa cara untuk mengatasinya. ISD
menyajikan pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan
masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan. Dengan menggunakan kacamata
obyektif berarti, konsep dan teori yang berhubungan dengan hakikat manusia dan
masalahnya telah dikembangkan dalam ilmu sosial dan digunakan. Sedangkan
menurut kacamata subyektif masalah yang dibahas akan dikaju menurut perspektif
masyarakat yang bersangkutan.
MASALAH-MASALAH SOSIAL DI INDONESIA :
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. FaktorEkonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. FaktorBudaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. FaktorBiologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. FaktorPsikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada mengurangi penduduk miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. FaktorEkonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. FaktorBudaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. FaktorBiologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. FaktorPsikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
Di Indonesia sendiri terjadi banyak masalah social yang tidak kunjung terselesaikan, salah satunya adalah masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada mengurangi penduduk miskin.
Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang.
Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan.
Pada dasarnya ada dua faktor penting yang
dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia.
Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung
berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu,
antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman
sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan
persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan,
bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi penyebab lambannya pengetasan kemiskinan di Indonesia.
Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Hal ini lah yang menjadi penyebab lambannya pengetasan kemiskinan di Indonesia.
Sumber:http://hermawan27.blogspot.com/2012/11/latar-belakang-tujuan-masalah.htm
Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa, memang pada tanggal 28 Bulan oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan dengan penuh semangat perjuangan, hingga dari itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Bulan oktober selaku hari lahirnya bangsa Indonesia, prosedur kelahiran Bangsa Indonesia ini adalah buah dari perjuangan rakyat yang selagi ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis saat itu, kondisi ketertindasan ini-lah yang terus mendorong para pemuda saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan juga martabat hidup manusia Indonesia asli, tekad ini-lah yang men-jadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun terus yaitu kepada 17 Bulan agustus 1945.
Makna Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa, memang pada tanggal 28 Bulan oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan dengan penuh semangat perjuangan, hingga dari itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Bulan oktober selaku hari lahirnya bangsa Indonesia, prosedur kelahiran Bangsa Indonesia ini adalah buah dari perjuangan rakyat yang selagi ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis saat itu, kondisi ketertindasan ini-lah yang terus mendorong para pemuda saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan juga martabat hidup manusia Indonesia asli, tekad ini-lah yang men-jadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun terus yaitu kepada 17 Bulan agustus 1945.
Bersesuaian namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan oleh para pemuda. Mereka terus menjadikannya selaku dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda tidak terus berjuang sendiri, melainkan bersama-sama.
Perlu kita ketahui bersama, Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja. Banyak perihal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Mereka berpikir tidak hendak bisa membikin Indonesia merdeka kalau berjuang di kelompok sendiri.
Dalam upaya mempersatu wadah organisasi pemuda dalam satu wadah sudah diawali mulai Kongres Pemuda Kesatu pada tahun 1926. Oleh disebabkan tersebut, tanggal 20 Bulan februari 1927 sudah diadakan pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang babak final.
Lalu pada tiga Bulan mei tahun 1928 diadakan pertemuan lagi, dan juga dilanjutkan pada tanggal 12 Bulan agustus 1928. Di pertemuan terakhir ini dihadiri seluruh organisasi pemuda dan juga diputuskan untuk mengadakan Kongres kepada bulan oktober 1928, dengan susunan panitia dengan tiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda.
Sumpah pemuda merupakan salah satu tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ikrar dan janji yang diucapkan kaum muda dan mudi Indonesia dalam Kongres Pemuda Kedua tersebut menjadi salah satu landasan awal untuk memperjuangkan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Kongres Pemuda Kedua dilangsungkan selama dua hari, yaitu tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Batavia atau Jakarta. Di hari kedua, diucapkanlah janji oleh para pemuda dan pemudi peserta kongres untuk menyatakan bahwa ”tanah air”, ”bangsa”, dan ”bahasa” mereka adalah satu, yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.
Para peserta Kongres Pemuda Kedua ini adalah para perwakilan dari organisasi-organisasi pemuda yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond (JIB), Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemoeda Kaoem Betawi, Indonesische Studieclub, dan lain-lain.
Adapun sejumlah tokoh pergerakan pemuda yang turut terlibat saat itu antara lain: Soegondo Djojopoespito, Mohammad Yamin, Amir Sjarifuddin, R. Katja Soengkana, Johanes Leimena, Rochjani Soe’oed, Ramelan, Sarbini, Arnold Manonutu, Bahder Djohan, Siti Sundari, Djuanda, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Kasman Singodimedjo, Mohammad Roem, Wilopo, WR Soepratman, dan masih banyak lagi.
Berikut ini Kalimat Teks Sumpah Pemuda Asli 28 Oktober 1928:
SOEMPAH PEMOEDA
Satoe: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Doea: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Tiga: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Masalah di Kalangan Pemuda
Masa depan bangsa Indonesia terancam suram akibat rendahnya rasa nasionalisme di kalangan pemuda. Kian tahun, momentum peringatan Sumpah Pemuda yang menjadi awal lahirnya nasionalisme dikalangan pemuda semakin diabaikan. Hanya sedikit kaum muda yang peduli , bahkan itu pun lebih bersifat ceremonial saja. Rasa kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme telah tergusur oleh budaya hura-hura yang menyesatkan.. Pemuda seharusnya menjadi pelopor dalam membangun semangat perjuangan, tetapi justru kenyataannya kini justru jatuh ke jurang materialisme yang tak terkontrol.
Saat ini anak muda sudah tidak peduli lagi dengan nilai sumpah pemuda.Serta banyak pemuda Indonesia yang perlahan-lahan mulai meninggalkan kebudayaan Indonesia.Sangat sedikit kalangan pemuda yang menaruh perhatian pada masalah bangsa, karena mereka lebih tertarik pada kehidupan hedonis ( kesenangan ).Kita bisa melihat banyak pemuda yang tidak perduli dengan kondisi keterpurukan yang melanda bangsa ini. Seiring dengan zaman dan budaya – budaya asing yang kian merajalela di Indonesia. Jiwa dan rasa Nasionalisme yang tertanam dalam diri bangsa Indonesia semakin luntur .Masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan produk luar negeri . Mereka kurang menghargai produk dalam negeri , mereka merasa kalau memakai produk dalam negeri akan terlihat kuno , jadul , dan kurang berkualitas . Padahal produk – produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan luar . Ini adalah hal yang sangat simple , tapi kalau di biarkan terus menerus akan fatal akibatnya. Indonesia akan k hilangan jati dirinya . Jiwa Nasionalisme yang membara yang telah di torehkan dan di buktikan lewat tinta sejarah pada waktu perjuangan merebut kemerdekaan akan terbuang sia-sia , tetesan demi tetesan darah dari para pahlawan akan terbuang sia- sia.
Bahkan dengan mudah kita membiarkan kebudayaan bangsa kita diambil oleh bangsa lain, kalangan pemuda semestinya sadar, masa depan negara ini tergantung pada kita, apa jadinya negara ini jika kita tak peduli,
Saat ini anak muda sudah tidak peduli lagi dengan nilai sumpah pemuda.Serta banyak pemuda Indonesia yang perlahan-lahan mulai meninggalkan kebudayaan Indonesia.Sangat sedikit kalangan pemuda yang menaruh perhatian pada masalah bangsa, karena mereka lebih tertarik pada kehidupan hedonis ( kesenangan ).Kita bisa melihat banyak pemuda yang tidak perduli dengan kondisi keterpurukan yang melanda bangsa ini. Seiring dengan zaman dan budaya – budaya asing yang kian merajalela di Indonesia. Jiwa dan rasa Nasionalisme yang tertanam dalam diri bangsa Indonesia semakin luntur .Masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan produk luar negeri . Mereka kurang menghargai produk dalam negeri , mereka merasa kalau memakai produk dalam negeri akan terlihat kuno , jadul , dan kurang berkualitas . Padahal produk – produk dalam negeri kualitasnya tidak kalah dengan luar . Ini adalah hal yang sangat simple , tapi kalau di biarkan terus menerus akan fatal akibatnya. Indonesia akan k hilangan jati dirinya . Jiwa Nasionalisme yang membara yang telah di torehkan dan di buktikan lewat tinta sejarah pada waktu perjuangan merebut kemerdekaan akan terbuang sia-sia , tetesan demi tetesan darah dari para pahlawan akan terbuang sia- sia.
Bahkan dengan mudah kita membiarkan kebudayaan bangsa kita diambil oleh bangsa lain, kalangan pemuda semestinya sadar, masa depan negara ini tergantung pada kita, apa jadinya negara ini jika kita tak peduli,
Dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah, para pemuda pada zaman kolonialisme bersusah payah dengan mempertaruhkan nyawa. Mereka rela berkorban apa saja demi membebaskan negeri ini dari kekuasaan penjajah. Hal ini dilakukan oleh mereka dengan penuh rasa nasionalisme dan patriotisme tinggi yang mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda kian memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme dan patriotisme para pemuda, diantaranya
- Pada saat upacara bendera, masih banyak pemuda yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad;
- Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka;
- Lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri; dan lain-lain.
Rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda pada saat ini hanya muncul bila ada suatu factor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa nasionalisme para pemuda pun kembali berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar